Selamat datang di website resmi Ekspedisi RT 4. Kami adalah siswa SMP Islam Plus Baitul Maal yang berdedikasi untuk melakukan perjalanan edukatif sekaligus pengabdian masyarakat di Desa Pujon Lor, Malang.
Klik pada setiap tanggal di linimasa di bawah untuk melihat detail aktivitasnya.
Hari Keberangkatan
Tiba di Malang
Hari Pengabdian
Penutupan & Kepulangan
Tiba di Rumah
Klik kartu untuk melihat detail anggota
Memahami latar belakang tempat yang kami kunjungi adalah bagian penting dari ekspedisi ini.
Museum Angkut merupakan museum transportasi yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur, dan dikelola oleh Jawa Timur Park Group. Museum ini resmi dibuka pada 9 Maret 2014 dan merupakan museum transportasi pertama di Asia Tenggara. Koleksinya mencakup lebih dari 300 jenis angkutan tradisional hingga modern dari berbagai negara, ditata dalam zona-zona tematik seperti Sunda Kelapa & Batavia, Eropa, Hollywood, hingga Gangster Town. Tujuannya adalah memberikan edukasi tentang sejarah dan perkembangan transportasi dunia secara menarik.
Dulunya adalah kawasan pemukiman kumuh bernama Jodipan di tepi Sungai Brantas. Perubahan besar terjadi pada tahun 2016 berkat ide delapan mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM dalam tugas praktikum Public Relations. Mereka menggandeng perusahaan cat Decofresh dalam program CSR untuk mengecat 107 rumah warga dengan warna-warna cerah. Keberhasilan ini menjadikannya "Kampung Warna-Warni" pertama di Indonesia dan menginspirasi pengembangan kampung sebelahnya menjadi Kampung Tridi (3D).
Museum sejarah militer yang terletak di Jalan Ijen, Kota Malang. Didirikan atas prakarsa Brigjen TNI (Purn) Soerachman pada tahun 1962 dan diresmikan pada 4 Mei 1968. Museum ini memamerkan benda bersejarah dari masa perjuangan kemerdekaan (1945-1949), khususnya peran Kodam V/Brawijaya. Koleksi paling ikoniknya adalah "Gerbong Maut", yang membawa tawanan Indonesia dari Bondowoso ke Surabaya dalam kondisi tidak manusiawi, menyebabkan banyak korban jiwa.
Terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, desa ini memiliki sejarah yang kaya. Awalnya berupa hutan belantara, kemudian dibuka oleh Ki Ageng Selo, seorang pengembara sakti yang membawa kehidupan baru. Nama "Pujon" berasal dari kata "pinujian" (terpuji). Pada masa kolonial Belanda, Pujon menjadi pusat kawedanan. Desa Pujon Lor kini dikenal dengan potensi agrowisata dan peternakannya, mencerminkan perkembangan dari masa ke masa.
Momen berharga dan laporan kegiatan Ekspedisi RT 4